Notification texts go here Contact Us Buy Now!

under header

Postingan

Kisah Google

Adit Bro

 

Kisah_nyata



Setelah badanku mulai sehat kembali ,ayah izin padaku untuk masuk kerja karena,sudah beberapa hari ini ayah tidak masuk kerja.


Aku pun mengijinkan ayah untuk bekerja karena  memang keadaan ku juga sudah membaik.


Tapi ,ayah seperti tidak tega untuk meninggalkan ku ,ayah takut terjadi sesuatu lagi padaku sedangkan areal kerja hari itu sangat jauh dari mes. Akhirnya ayah memutuskan untuk mengajak ku ikut ayah ke areal kerja.


Aku dan ayah beserta pekerja yg lain yg ditugaskan di areal 01 diturunkan oleh mobil truk pengangkut para pekerja,lalu mobil pergi lagi mengantarkan para pekerja untuk ke areal yg lain , karena memang tempat kerjanya dibagi-bagi.


Hari itu ayah dan rombongan yang lain bertugas untuk membersihkan rumput-rumput liar yang ada disela-sela kelapa sawit ,karena disini semua kelapa sawit yang masih muda yang baru mulai berbuah, rumput-rumput itu sudah sangat rimbun dan menjadi semak-semak belukar,dan orang-orang membersihkan nya dengan cara disemprot dulu pakai pestisida , kemudian besok setelah mati dibabat kemudian kelapa sawit  dipupuk.


Ayah dan rombongan yang lain harus terpisah lagi karena kerjanya dibagi jatah beberapa meter untuk setiap orang ,jadi jarak kami sangat jauh tinggallah aku sama ayah.


Setelah mengambil air ayah akan mulai bekerja menyemprot rumput-rumput liar itu tapi karena jaraknya sangat jauh antara ujung ke ujung ,ayah tidak tega meninggalkan ku sendirian walau pada akhirnya juga nanti ayah akan kembali ketempat ku ini karena nyemprotnya kan bolak balik.


Akhirnya ayah menggendong ku dipundaknya ,bayangkan sendiri gimana beratnya beban di tubuh ayah ,dipunggung nya menggendong tangki semprot,sedangkan dipundaknya menggendong ku, dan tanganku selalu memegangi kepalanya karena takut jatuh,tangan ayah yg kiri bergerak naik turun untuk memompa tangki, sedangkan yg kanan bergerak fokus ke rumput-rumput liar agar tidak ada yg terlewatkan oleh obat.


Sesekali kalau ayah capek ,ayah menurunkan ku dan membabat rumput-rumput liar itu sampai bersih untuk ku tempati. Ayah membersihkan duri-duri di pelepah pohon sawit dan membersihkan rumput-rumput dibawahnya lalu dibawah pohon sawit aku bermain dan berayun-ayun di pelepah nya.


Sedangkan ayah melanjutkan pekerjaannya, terkadang jarak antara aku dan ayah sangat jauh dan ayah sering menoleh ke arahku untuk melihat keadaan ku.


Saat itu ada hewan kecil warna nya merah entah apa namanya aku lupa,dia muncul dari balik pelepah sawit yang membusuk di kepala nya itu kayak berbentuk sumpit, dan aku sangat takut dengan hewan ini .


Aku teriak-teriak karena panik 

"Ayah........ tolong..... yah......aku takut......sini yah......"


Ayah ku yg dari jarak beberapa meter , begitu mendengar suara ku langsung berlari sambil membawa tangki di punggungnya.

Sampai-sampai karena paniknya ayah tidak memperhatikan kalau di depannya ada lubang selebar sumur tapi kedalaman nya Hanya sekitar 1 meter dan tertutupi oleh semak-semak belukar.


Ayah terjerembab dan masuk kedalam lubang itu ,ayah mengerang kesakitan karena kakinya keseleo,namun karena mendengar aku yang terus berteriak ayah bangkit lagi dan segera menghampiri ku dengan kaki yang pincang.


Melihat keadaannya seperti itu aku merasa bersalah dan aku sedih bahkan aku merasa kalau aku sudah menyusahkan ayah, begitu besar perjuangan ayah untuk ku.


Saat ayah sampai ditempat ku ayah bertanya dengan panik.


"Ada apa nak,kenapa teriak-teriak apa ada ular,apa kamu melihat sesuatu"  


ayah bertanya padaku dengan panik dan nafas yang ngos-ngosan,sambil memutar-mutar tubuhku memeriksa kalau-kalau ada yang terluka.


"Itu yah,ada hewan itu aku takut yah "  dan jariku menunjuk ke arah hewan tersebut.


"Ya Allah ca itu cuma binatang kecil,dia nggak menggigit kalau tidak diganggu ,sama seperti semut dia tidak berbahaya"


"Ya aku belum pernah lihat ,aku takut yah"


"Huuuhh ayah kira ada apa,ayah kwatir terjadi sesuatu padamu,,,,aduuuh" ayah mengerang kesakitan sambil memijit2 kakinya.


"Ya Allah yah ,ayah kenapa yah" aku yg kaget melihat ayah kesakitan langsung mengambil kan air minum untuk nya.


"Ini yah minum dulu" sambil ku sodorkan botol yg sudah aku buka tutup nya.


"Iya nak terimakasih,tolong ambilkan ayah obat gosok di tas obat itu"


" Iya yah".


Para pekerja disini diwajibkan membawa p3k  dengan obat-obatan yang lengkap.


Melihat kondisi ayah seperti itu aku jadi menyesal ,kalau saja aku tahu hewan itu tidak berbahaya aku tidak akan teriak dan membuat ayah kwatir sampai harus terjatuh dilubang dan kakinya bengkak,aku jadi semakin merasa bersalah peristiwa inilah yang tidak pernah aku lupakan sampai saat ini.


Kalau ada orang-orang yang menjelekkan ayahku rasanya aku tidak terima dan sakit , mereka tidak tahu perjuangan ayahku untuk ku.


Jadi anak broken home dengan keluarga yg menjadi dua kubu yg satu selalu menjelekkan ayahku yang satu nya lagi selalu menjelekkan ibuku rasanya dulu aku sangat stres dan selalu berkata kenapa Tuhan tidak menjemput ku saja. Karena aku tidak mau memilih satu diantara dua Karena aku hadir kedunia ini karena keduanya,aku menyanyangi mereka semua.


Dengan keadaan kaki yg pincang ayah tetap melanjutkan pekerjaannya ,dan di baris ini ayah sudah selesai,lalu ayah mengajak ku kebarisan berikut nya,aku tidak mau digendong ayah aku tidak tega melihat keadaan nya,aku malah menawarkan untuk membawa tas p3k dan perbekalan kami .


Sedangkan ayah menggendong tangkinya dan membawa parang  untuk  membabat rumput-rumput liar agar memudahkan untuk kita berjalan , sedangkan aku dibelakang ayah berjalan dengan mudah karena jalanan sudah bersih dari rumput dan membentuk jalanan setapak.


Semua kenangan ini tidak akan pernah bisa aku lupakan, perjalanan yg penuh petualangan.


~

Hari itu menjelang lebaran  ada beberapa orang yang pulang kampung mereka yang sudah lama merantau disini dan terutama yang memiliki anak usia sekolah, memutuskan untuk pulang  ke kampung halaman, karena mereka ingin anak-anak mereka sekolah dikampung halamannya.


Sedangkan aku dan ayah masih bertahan disini,bukan karena tidak rindu keluarga di kampung tentulah kami sangat rindu ,tapi apa daya tabungan ayah belum cukup untuk beli tanah dan rumah , sedangkan di kampung susah pekerjaan,kalaulah ingin pulang hanya untuk berlebaran tentu kami akan kesulitan biaya untuk balik lagi kesini, karena tentulah pengeluaran untuk lebaran itu pasti sangat banyak, apalagi kami tidak tinggal dirumah sendiri.


Akhirnya kami memutuskan untuk berlebaran disini dulu, sebenarnya aku sangat sedih sekali teman-teman ku banyak yang pulang,mes jadi sepi .

lagi-lagi aku harus merasakan sakit nya perpisahan tapi,beruntung nya masih ada mas Aziz yang menjadi temanku karena keluarga nya juga masih disini .


Bahkan sebelum teman-teman ku pulang awal Ramadhan, kak Jai lebih dulu berpamitan untuk pulang ke kampung nya ,bukan untuk berlebaran idhul Fitri karena kak Jai non muslim,tapi dia pulang karena dapat kabar orang tuanya sakit parah, perpisahan yang sangat mengharukan dengan kak Jai.


Saat mobil datang untuk menjemput kak Jai semua anak-anak menangis histeris, karena kami sangat menyayangi kak Jai rasanya berat untuk melepaskan kepergiannya, karena kami tidak tahu apakah kami bisa bertemu lagi atau tidak.


Aku sangat membenci situasi ini , sesuatu hal membuat aku sangat trauma tentang perpisahan , karena aku orangnya baperan kalau aku udah sayang sama orang aku selalu takut akan perpisahan,tapi apapun yang terjadi tetaplah terjadi , seberat apapun dan sekuat apapun kami mencegah kak Jai tentulah orangtuanya lebih penting daripada kami.


Dan itulah terakhir kalinya aku melihat kak Jai ,entah dimana dan gimana kabarnya dia sekarang, karena dulu belum ada alat komunikasi kalaupun ada hanya orang kaya yg punya,ada wartel tapi aku belum bisa menggunakan nya, itupun dikota dihutan mana ada. Dimana pun berada semoga orang-orang yang pernah hadir dan berbuat baik padaku mereka selalu dalam lindungan Allah dan kelak jika Allah berkehendak kita bisa bertemu lagi ,entah dunia ini ataupun di akhirat nanti.


Setelah mobil benar-benar pergi membawa kak Jai dan meninggalkan kami yang masih meratapi kesedihan,aku ingat janji ku pada ayah bahwa aku tidak boleh meratapi kesedihan lagi ,fikiran ku tidak boleh kosong dan aku mencoba menahan kesedihan ini tapi tetap saja pertahanan ku runtuh ,aku menangis sejadinya dan membuat teman-teman ku juga ikut menangis semakin terisak,bahkan orang-orang dewasa yang melihat ku juga ikut menangis. Lalu ayah menggendong ku mencoba menenangkan ku.


 Beruntung nya saat itu hari libur karena pertama kali puasa jadi masih banyak orang disekitar ku dan tidak terjadi sesuatu padaku.


Dan satu Minggu sebelum lebaran ,teman2 ku yg lain beserta keluarganya ikut pulang dan temanku Hanya menyisakan  mas Aziz  ,aku sangat merasa kehilangan dan kesepian rasanya aku ingin mengajak ayah pulang tapi itu tidak mungkin,Aku benar-benar kacau saat itu.


Tapi lagi-lagi aku beruntung masih banyak orang-orang yang tidak pulang karena mereka juga belum lama disini,dan mereka semua baik padaku, semuanya membelikan aku baju lebaran ,sandal baru bahkan sepatu dan tas baru yang bisa aku gunakan untuk masuk sekolah setelah lebaran nanti. Setidaknya walau diperantauan aku tidak kekurangan kasih sayang,walau aku masih sangat sedih tidak ada lagi kak Jai dan suara riuh teman-teman ku aku sangat merindukan mereka.


Hari lebaran tiba ,kami semua pergi ke kota kami diajak kerumah pak mandor dan bos-bos besar walau ada yg berbeda keyakinan tapi mereka ikut merayakan lebaran idul Fitri .

Keramaian dikota ini  mampu sedikit mengobati kerinduan ku dikampung halaman.


~

Lebaran telah usai dan libur sekolah pun juga selesai, akhirnya aku dan mas Aziz masuk sekolah lagi. Iya di barak ujung ini yang sekolah cuma aku dan mas  Aziz karena yang lain sudah pulang dan tidak kembali.


Seperti yang aku ceritakan sebelumnya mobil jemputan kami ,kalau jemput pasti jam 5 subuh karena kami yg paling ujung dan setelah menjemput kami ,om feri nama sopir nya akan menjemput teman-teman sekolah ku dari barak lain dan total kami hanya 6 orang, karena setiap barak hanya ada 1 anak yang sekolah,cuma di barak ku yg 2 anak.


Betapa tlaten dan sabar nya sopir kami ,jauh2 cuma jemput satu anak satu anak,lagi dan lagi di Kalimantan ini aku selalu bertemu orang baik.


Kami sampai disekolah jam 10 siang karena memang kami masuk siang karena kalau untuk masuk pagi tidak mungkin kami mau berangkat jam berapa sekarang aja mandi sebelum subuh tiba.


Waktu itu kami pulang lebih cepat karena guru sedang ada rapat,satu jam kami menunggu jemputan tapi tak kunjung datang ,dan aku sudah tidak sabar, akhirnya aku mengajak mas Aziz dan teman-teman ku untuk berjalan sambil nunggu mobil jemputan kami dijalan.


" Lama banget sih om feri jemput nya aku pengen pulang"  aku merasa kesal karena aku paling tidak sabar untuk menunggu.


"Sabar ca , paling juga bentar lagi datang mobilnya,kan kita pulang lebih awal dan om feri jemput nya pasti seperti biasa" mas Aziz mencoba menenangkan ku.


"Tapi lama mas ,jalan aja yuk siapa tahu nanti ketemu dijalan " aku tetap memaksa


"Jangan ca bahaya,kamu itu cewek sendiri nanti kalau ada apa-apa emang kamu bisa lari" mas Aziz tetap pada pendiriannya.


" Iya ca bahaya ,sabar aja dulu "temanku yang lain menimpali.


"Yaudah kalau gitu aku mau jalan sendiri" dengan keras kepala aku berlalu pergi dengan jalan kaki dan aku lihat ternyata mereka mengikuti ku mungkin karena kwatir.


"Huuuuuff dasar tadi aja diajak jalan ngga mau sekarang ngikutin" gumamku dalam hati.


"Ca tunggu ca,jangan jauh2 ca kita jalan bareng ca " rupanya mas Aziz memanggil ku tapi aku tak menghiraukan nya.


Saat berjalan sekitar 15 menit mobil tak kunjung datang dan mulai lah kami mau melewati jalanan sepi, dan perasaan ku mulai tidak enak seperti ada yang berbisik di dalam dadaku.


"Ca awas ca,didepan sana sedang ada bahaya,dibalik semak-semak itu ada orang jahat" hatiku seperti berbicara sendiri 


"Ah ga mungkin ,siapa sih kamu " aneh kok aku berbicara sendiri " ahh sudahlah "


Aku tetap melanjutkan perjalanan sedangkan mas Aziz dan temanku yg lain masih jauh dibelakang ku.


Tapi perasaanku benar-benar tidak enak dan aku mulai ragu untuk melangkah kan kaki ku.


"Braakkkk hayoo mau kemana anak kecil,ikut om yuk" 

tiba-tiba dua orang laki-laki muncul dari balik semak-semak , mereka mencoba mendekati ku.


"Astaghfirullah siapa kalian jangan macam-macam ya nanti aku akan teriak"

dengan nafas ngos-ngosan karena kaget  dan badan gemetar, pelan-pelan aku berjalan mundur sedangkan mereka semakin maju mendekati ku dan seakan tangan mereka ingin menangkap ku.


*Bersambung


Maaf ya semuannya segini dulu cerita nya , karena penulis lagi nggak enak badan pengen segera namatin tapi kalau langsung ditamatkan nanti gantung cerita nya. Oh ya sekali bagi kalian yang masih meragukan ini bukan kisah nyata bisa kok kalian bersilaturahmi kerumah ayah saya dan menanyakan kebenarannya karena,saya sebenarnya juga bukan seorang penulis hanya seseorang yang ingin berbagi cerita.

Komen yang penuh Kritik dan saran membuat saya semakin semangat menulis kisah ini ,walau terkadang kesehatan juga dipertaruhkan. Sekali lagi terimakasih untuk semuanya .

Posting Komentar

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.